BANTAENG, UPDATENEWS – Perayaan Hari Jadi Bantaeng menuai sorotan setelah pemerintah dinilai tidak konsisten dengan visi Bantaeng Religius. Kehadiran panggung hiburan dinilai kehilangan makna spiritual dan berubah menjadi ajang euforia seremonial.
“Hari Jadi Bantaeng adalah momen sakral untuk bersyukur, bukan sekadar ajang pesta dan panggung gemerlap. Jika pemerintah benar memegang visi religius, maka kegiatan bertema spiritual, doa bersama, atau refleksi moral seharusnya menjadi inti acara,” kata Ketua Cabang Balla’ Tujua, Alif, Selasa (9/12/2025).
Alif menambahkan bahwa ketidakkonsistenan ini semakin disorot karena Kabupaten Bantaeng tengah berulang kali dilanda banjir. Situasi tersebut menurutnya semestinya menuntut pemerintah memiliki sense of crisis dan kepekaan moral yang lebih tinggi dalam setiap keputusan.
“Namun yang terjadi justru pemerintah terlihat menikmati hiruk-pikuk hiburan, sementara rakyat masih bergulat dengan bencana,” sambungnya.
Ia menyebut pemerintah menunjukkan ketidakpekaan struktural dengan menyelenggarakan hiburan besar di tengah kondisi sosial yang belum pulih. Hal ini, kata Alif, mengirim pesan bahwa visi religius hanya menjadi slogan politik, bukan komitmen etis yang benar-benar dihayati.
“Jika pemerintah tidak mampu menjadikan Hari Jadi sebagai momen spiritual, dan tidak mampu menjadikan banjir sebagai pelajaran, maka visi religius itu telah kehilangan makna. Pemerintah harus berbenah bukan dengan panggung hiburan, tetapi dengan keseriusan, empati, dan ketulusan dalam memimpin rakyat.” pungkas Alif.
Penulis: Nober Salamba
Editor: Redaksi






