BANTAENG, UPDATENEWS – Jagat maya digegerkan oleh sebuah video berdurasi hampir tiga menit yang memperlihatkan seorang pria mengaku anggota TNI menampar dan mengintimidasi pedagang sayur di Pasar Sasayya, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Kamis (7/8/2025).
Korban diketahui bernama Pandi, warga Rumbia, yang sehari-hari berjualan sayur di kawasan tersebut. Kejadian itu dibenarkan oleh sang kakak, Dandi Thoriq.
“Iya, itu adik saya. Kejadiannya pagi tadi saat dia sedang jualan sayur,” ujar Dandi saat dikonfirmasi.
Dandi menjelaskan, insiden bermula saat Pandi hendak masuk ke area terminal pasar menggunakan mobil.
Tiba-tiba, seorang pria tak dikenal menghadang dan langsung memotret mobil Pandi, istrinya, anaknya, serta stiker bergambar bendera anime *One Piece* yang terpasang di bagian belakang mobil.
“Awalnya dikira pembeli, tapi malah mencopot stiker dan menginterogasi adik saya soal makna bendera itu,” ungkap Dandi.
Meski sudah dijelaskan bahwa stiker tersebut hanyalah simbol dari serial animasi Jepang yang digemari Pandi, pria itu terus melontarkan pertanyaan bernada tinggi, bahkan meminta KTP dan memfoto dokumen pribadi lainnya.
“Dia tanya, ‘Kau warga negara apa?’ Setelah adik saya jawab WNI, dia langsung ditampar,” beber Dandi.
Aksi penamparan itu pun memicu keramaian warga. Dalam video yang tersebar, pria tersebut mengklaim dirinya sebagai anggota dan menantang siapa pun yang hendak melaporkannya.
“Dia bilang, ‘Silakan lapor! Siapa di sini yang berani? Saya ini anggota!’” lanjut Dandi.
Akibat insiden tersebut, Pandi disebut mengalami trauma dan enggan lagi memasang stiker One Piece di mobilnya.
Keluarga juga telah berupaya meminta klarifikasi ke pihak berwenang, namun belum mendapat jawaban pasti.
“Sempat ada yang bilang akan mengimbau masyarakat soal simbol itu, tapi setahu kami One Piece tidak dilarang,” kata Dandi.
Sementara itu, Kapolres Bantaeng, AKBP Nur Prasetyatoro Wira, saat dikonfirmasi, mengatakan bahwa video viral tersebut sedang dalam proses penyelidikan.
“Masih dicek,” singkatnya.
Editor: Rahmi